Dears Santri, Kutitipkan Pesan dan Nasehat Sebagai Bekalmu Berlibur

  • Tuesday, 26 December 2023
  • 592 views
Dears Santri, Kutitipkan Pesan dan Nasehat Sebagai Bekalmu Berlibur

Oleh: Al-ustadz Ahmad Muhajir Hanifi

Jadikan liburan sebagai sarana untuk antum manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk dapat memaksimalkan semangat baru dan ketika nantinya selesai masa berlibur, antum sekalian kembali dengan membawa semangat dan energi baru.

Saya pesan 3 hal untuk para santri:

1. Jagalah ibadah

Ilustrasi sholat berjama’ah (Pinterest.com)

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (kematian)”

(Qs. Al-hijr: 99)

Orang yang takut mati tidaklah layak untuk dirinya hidup, sebab orang yang hidup pasti akan merasakan yang namanya kematian.

Jagalah sholat wajib dan beserta sunnahnya yang sudah menjadi kebiasaan di Pesantren. Ketahuilah oleh kalian para santri. Bahwasanya ketika diri kita sudah mati pun, masih perlunya jasad ini untuk disholatkan oleh orang hidup.

Tetaplah kerjakan kewajiban sholat dalam kondisi apapun. Bahkan untuk orang yang menderita kencing setiap saat. Untuknya di ma’fu kan (dimaafkan). Orang tersebut tetap diwajibkan untuk mengerjakan sholat wajib dengan menggunakan kain atau sejenis pelindung agar tidak merembes air kencingnya ketika ia sedang sholat.

Sangat dianjurkan kepada para santri putra. Untuk senantiasa tetap menerapkan apa yang sudah menjadi kebiasaan selama di Pesantren. Yaitu ketika adzan telah berkumandang, bergegaslah untuk Bersiap-siap ke masjid dan meninggalkan kegiatan lainnya terlebih dahulu.

Usahakan untuk selalu sholat berjamaah di Masjid. Karena pemuda sejati, ialah pemuda yang ketika sudah tiba waktu sholat, ia selalu datang dan hadir di masjid.

2. Silaturahmi

Ilustrasi Silaturahmi (Pinterest.com)

Ketika liburan telah tiba, tujuanmu pulang yang pertama dan utama adalah silaturahmi ke orang tua. Usahakan tujuan pertama kali engkau pulang adalah ke rumah bertemu orang tua. Setelah itu antum boleh pergi ke tempat lain dengan syarat sudah izin terlebih dahulu kepada kedua orang tua. Jika tidak mendapatkan izin untuk pergi, lebih baik kurunglah niatmu untuk pergi. Carilah ridho dan keberkahan dari kedua orang tuamu seluas-luasnya.

Ketahuilah, bahwasanya orang tua selalu menanti kedatangan antum kembali ke kampung halaman. Datanglah dan cium tangan kedua orang tua.

Sampaikan salam kami (Kyai, Asatidz/ah dan seluruh staf pesantren) kepada orang tua antum serta doakan untuk selalu diberikan kesehatan dan selalu amanah dalam menjalankan kewajiban mengurus pesantren.

Setelah bersilaturahmi kepada orang tua, silaturahmi lah ke kerabat dekat kalian dengan niat lillahi ta’ala. Jangan hanya diam di tempat singgah kalian, namun jalin lah silaturahmi kepada orang lain. Gunakan kesempatan liburan dengan sebaik mungkin mempererat kekeluargaan.

Kunjungilah kepada pengajar kalian, karena mereka akan sangat bahagia dikunjungi oleh anak didiknya. Dari menyambung silaturahmi kepada pengajar antum, menjadi kunci wasilah kesuksesan antum dimasa mendatang. Bisa juga gurumu akan senang mendoakan untukmu. Karena dari perantara tangan beliau, mereka menjadikan antum sebagai orang hebat. Menghantarkan dirimu hingga bisa mencapai masa kini.

Diriwayatkan dari Ibnu Sihab (dimana) telah menginformasikan padaku Anas bin Malik ra., bahwa Rasulullah saw bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya,

maka sambunglah (tali) kerabatnya.”

(HR. Bukhari)

Bahkan di dalam teori bisnis, mereka mengembangkan silaturahmi untuk menambah relasi pertemanan bisnisnya untuk memperkenalkan produk, dsb. Nabi Ya’kub mendapatkan istri karena dari silaturahmi. Bermula dari pamannya yang mengajak Nabi Ya’kub untuk bekerja di tempatnya. Hingga selama tujuh tahun, Nabi Ya’kub menikahi sepupunya, Rahel.

3. Menjadi sosok yang bermanfaat untuk orang lain

Ilustrasi membantu dan bermanfaat untuk orang lain (Pinterest.com)

Membantu orang lain dimulai dari rumah antum masing-masing. Ketika antum hadir dirumah, jadilah anak yang kepulangannya justru mengurangi beban pekerjaan rumah, bukannya menambah beban kedua orang tua. Dimanapun jadilah orang yang bermanfaat.

“Jangan jadi turis asing dirumah sendiri”

Sesuatu yang terbiasa dilakukan di pesantren, jalani lah dan terapkan kebiasaan tersebut di rumah antum. Ketahuilah, diantara tanda dekatnya kiamat adalah, ketika seorang budak melahirkan tuanya. Yaitu ketika orang tua diperlakukan oleh anaknya sendiri seperti budak. Yang harus menaati setiap yang diminta anak.

“Santri di pesantren dididik sedemikian rupa untuk menjadi orang yang bermanfaat. Jikalau tidak bisa membantu, minimal tidak banyak menyusahkan”.

Editor: Khuurum M