“…….Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” QS. Al-Mujadalah: 11
Ayat di atas mengingatkan kita akan pentingnya mununtut ilmu di jalan Allah, karena segala sesuatu itu datangnya dari Allah. Bukan hanya sekedar kehidupan saja tapi juga akal fikiran itu juga adalah rahmat dari-Nya. Jadi kita sebagai seorang mu’min kita harus mensyukuri nikmat dan rahmat-Nya dengan giat dalam belajar. Belajar disini bukan hanya sekedar membaca, mamahami ataupun menghafal suatu pelajaran saja, Tapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ponpes Raudhatus Salaam adalah salah satu dari pondok alumni Gontor yang menerapkan kurikulum KMI Gontor yang dipadukan dengan Tahfidz dan Diknas. Jadi diantara kegiatan di pondok ini ada salah satu kegiatan yang jarang dimiliki oleh pondok-pondok pada umumnya, yaitu belajar terbimbing atau yang lebih dikenal oleh santri dengan sebutan Muwajjah. Kata Muwajjah diambil dari bahasa arab yang artinya bertemu muka atau bertatap muka. Mengapa dinamakan demikian, karena dalam kegiatan ini para santri belajar dibimbing langsung oleh para asatidz yang ada. Kegiatan belajar ini, para santri dididik untuk lebih mendalami pelajaran yang mereka pelajari di kelas pada pagi hari. Para santri diberi kebebasan untuk memilih pelajaran yang akan mereka pelajari, jadi dengan begini santri dapat dengan leluasa belajar dan mendalami pelajaran yang ada.
Kegiatan ini membuat santri bisa berinteraksi langsung dengan para asatidz dengan menanyakan pelajaran yang kurang jelas atau belum mereka pahami. Ini juga menjadi salah satu alasan mengapa kegiatan ini disebut belajar malam terbimbing karena adanya asatidz yang membimbing mereka yang selalu siap menjawab dan menjelaskan apa saja yang santri tanyakan kepada mereka. Para asatidz juga bertugas dalam mengingatkan para santri apabila ada diantara mereka yang bermalas-malasan atau bercanda dalam belajar.
Muwajjah juga mendidik para santri untuk memahami diri sendiri sejauh mana kemampun yang mereka miliki dalam hal belajar dan memahami kelebihan serta kekuranganya. Hal ini dikarenakan santri memiliki kebebasan dalam memilih pelajaran yang mungkin masih belum mereka pahami.
Selama kondisi pandemi seperti ini Pondok Pesantren Raudhatus Salaam tetap melaksanakan kegiatan muwajjah, namun dengan tetap mengikuti prokes atau protokol kesehatan. Seperti penggunaan masker, social distancing atau menjaga jarak dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah muwajjah. Pondok juga mewajibkan kepada para santrinya untuk melakukan Rapid Antigen pada saat liburan agar para penghuni pondok ini tidak terjangkit Virus Corona. Tidak lupa tawakal kepada Allah yang selalu dijunjung tinggi oleh Pondok ini karena sejatinya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidak lain atas kehendak-Nya.
Jadi dapat disimpulkan bahwasannya belajar sangat penting dalam kehidupan seorang mu’min, karena belajar bukan atas dasar menuntut ilmu saja tetapi juga mencari ridho Allah seperti dalam Qurang Surat Al-Mujadalah ayat 11. Jangan lupa pahami diri kita, pahami kemampuan yang kita miliki serta jangan pernah merasa cukup atas ilmu yang kita miliki. Semoga rahmat sehat Allah senantiasa terlimpah kepada kita semua. Aamiin..
Penulis : Aditya Nur
Editor : Maghfira