
SLEMAN – Pagelaran Seni Arena Gembira (AG) dilaksanakan di Pondok Pesantren Raudhatus Salaam pada Sabtu ( 26/08 ). Pondok yang beralamat di Karangsari ini memulai acara pada pukul 19.30 WIB. Acara dihadiri oleh seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Raudhatus Salaam, yaitu pimpinan pondok, dewan guru, wali santri, karyawan dan seluruh santri. Tokoh masyarakat setempat turut hadir dalam mendukung Pagelaran Seni Arena Gembira.
AG 2023 dipanitiai oleh seluruh dewan guru dan diikuti oleh seluruh santri. Pagelaran seni ini merupakan puncak dari rentetan acara Pekan Perkenalan Khutbatul ‘Arsy yang memiliki tujuan untuk memperkenalkan keseluruhan isi pondok kepada seluruh santri. Acara spektakuler ini juga dapat menggali potensi, minat, serta bakat santri dalam berbagai bidang.
Pagelaran seni yang meriah ini dibuka langsung oleh Pimpinan Pondok Pesantren Raudhatus Salaam, Al Ustadz Muhammad Wahidan Alwy. Membuka sekaligus memberikan sambutan di awal, bahwa beliau menerangkan sejarah singkat dari berdirinya pesantren sampai pada tahun ini dapat melaksanakan Arena Gembira dengan semegah ini, tidak lain tujuannya adalah menggali potensi para santri dan menjadi penghibur bagi seluruhnya, dari santri dan untuk santri. Lantunan basmalah menggema bersama pukulan bas hadroh yang menggelegar, sebagai pertanda resmi dibukanya acara.
“AG 2023 ini mengusung tema menjunjung tinggi keberagaman, dengan landasan keislaman. Indonesia sebagai negara yang beragam kebudayaan kita coba tuangkan dalam sebuah karya seni. Berbagai penampilan santri mengusung keberagaman tersebut.” terang Al Ustadz Mughni Ibnu Aqsha, musyrif Pagelaran Seni Arena Gembira pada reporter Salaam Multimedia.
Berbagai penampilan disuguhkan kepada para tamu undangan, mulai dari hadroh, topeng ireng, tari zapin, tari tobelo, tari saman, tari manuk dadali, scout dance, campursari, puisi berantai, nasyid dan bela diri. Ditampilkan oleh seluruh santri yang sudah mempersiapkan seluruh penampilan dari jauh-jauh hari.
Acara dibuka oleh hadroh dan dilanjut dengan Master of Ceremony. Paduan 3 bahasa yang disampaikan oleh para master of ceremony ingin menunjukkan pada khalayak bahwa di Pondok Karangsari, bahasa menjadi hal unggulan dan siap disuguhkan. Dilanjut dengan lantunan ayat suci al-Qur’an menghiasi langit Raudhatus Salaam dengan merdunya.
Tentu keseluruhan acara dikemas dengan elegan dan sangat menghibur sehingga nyaman untuk dinikmati. Dengan mengusung tema diatas, panitia berhasil menghadirkan pagelaran seni yang tak hanya menghibur akan tetapi juga mengangkat nilai pendidikan dan cinta terhadap keberagaman Negeri Ibu Pertiwi Indonesia.
Setelah membacakan catatan dewan juri, Al-Ustadz Ahmad Muhajir Hanifi, Direktur Pesantren memberikan penilaian acara tersebut “tidak ada nilai sebelas”, disambut dengan takbir para santri dan seluruh dewan guru. “Bukan berarti nilai yang sebelas ini adalah hal yang kita sombongkan, akan tetapi menjadi motivasi bersama bahwa perlu untuk terus meningkatkan potensi diri”, pungkas Direktur KMI.
Penulis : Miftakhul Jannah R
Editor : Khuurum M
Dokumentasi Kegiatan
















